Wednesday, October 27, 2010

Love is More Than Just A Flower

lagi..
entah kali berapa ini terjadi..
menyakiti hati lagi..
entah orang keberapa yang tersakiti..

bergulat lagi dengan hati,
harus memilih apa yang ditawarkan dan apa yang dimiliki..
banyak tangan menawarkan berjalan ke tempat yang lebih menyenangkan
bukan hanya berdiam mencoba menikmati apa yang dipunya..

sebenarnya apa yang dicari dari sebuah hubungan?
jika kita telah memilih pasangan dan memutuskan menjalaninya..
tapi di tengah jalan bertemu hal yang tidak kita suka dan tidak kita harapkan, bukan hanya satu hal tapi banyak hal
apa harus tetap diteruskan atau mencari yang lebih baik?
bagaimana jika kita memutuskan mencari yang lebih baik tapi ternyata menemukan lagi hal yang tidak kita suka dari orang baru itu?
apa kita akan terus mencari yang terbaik?
lantas kapan hentinya?



Lagi-lagi seorang teman dekatku selalu mengirimkan tulisan yang menurutnya sangat bagus untuk aku baca.. Dan yaaaaa.. kali ini tulisan ini lagi-lagi 'mengena' untukku.. Hmm.. dan lagi-lagi juga aku ga punya linknya dan ga tau siapa penulisnya.. Maaf ya sang penulis ):
Tapi terimakasih banyak untuk tulisannya dan aku izin me-reposting yaaaa.... :D

Terkadang sebuah hubungan tak selalu berjalan manis, 1-2 tahun mungkin iya, masih banyak kejutan, masih banyak kata sayang, masih banyak bertemu, masih banyak keinginan menghabiskan waktu bersama, masih banyak perlakuan 'romantis', dan lainnya. Kalo dikenang semuanya bisa bikin senyam-senyum sendiri. Nah, ga jarang memasuki usia hubungan pacaran kita 3-4 tahun tuh banyak banget yang berubah. Mulai bosen, mulai datar, mulai ada yang berubah.. Dan ga jarang ini nih salah satu alasan kenapa putus. Sayang kan? ):

Coba teman kita baca tulisan ini.. :D






Karena cinta tidak selalu harus berwujud "bunga"

Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul dihati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.

Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan dua tahun dalam masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan - alasansaya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.

Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar - benar sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan. Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian. "Mengapa?", dia bertanya dengan terkejut. "Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan" Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.

Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya? Dan akhirnya dia bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?".

Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan, "Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya: Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?"

Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok." Hati saya langsung gundah mendengar responnya. Keesokan paginya, dia tidak ada dirumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan coret - coretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan....

"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya."

Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.

"Kamu bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari - jari saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya."

"Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu, dan membukakan pintu untukmu ketika pulang."

"Kamu suka jalan - jalan ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu."

"Kamu selalu pegal - pegal pada waktu 'teman baikmu' datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal."

"Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi 'aneh'. Dan harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang aku alami."

"Kamu selalu menatap komputermu, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu."

"Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna - warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu".

"Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku."

"Sayangku, saya tahu, ada banyak orang yang bias mencintaimu lebih dari saya mencintaimu."

"Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku, tidak cukup bagimu.Aku tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu."

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk membacanya. "Dan sekarang, sayangku, kamu telah selasai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk
tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri disana menunggu jawabanmu."

"Jika kamu tidak puas, sayangku, biarkan aku masuk untuk membereskan barang-barangku, dan aku tidak akan mempersulit hidupmu. Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia.".

Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku. Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku.Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu. Karena cinta tidak selalu harus berwujud "bunga".


Bagaimana dengan hubungan yang kita punya? 
Coba kita lihat lagi pasangan kita, sebelum memutuskan untuk mengakhiri dan memilih yang lain (yang kita pikir lebih baik dari pasangan kita):

  • Apa yang membuat kita harus mengakhiri hubungan kita? 
  • Apakah perasaan yang kita punya pada orang baru itu hanya perasaan sesaat atau perasaan sebenarnya? 
  • Apakah keinginan kita dengan orang baru itu hanya karena kita sedang bosan atau ada celah masuk ke hubungan kita dengan sang pacar misalnya kita lagi berantem sama pacar makanya orang baru mudah masuk? 
  • Apa yang menjamin orang baru itu lebih baik dan bisa menyenangkan kita lebih dari pasangan kita? 
  • Apa kita yakin dengan orang baru itu bersungguh-sungguh dengan kita atau tidak, jangan sampai ternyata di balik orang baru itu banyak hal yang ditutupinya? 
  • Apa kita siap jika suatu saat nanti ada karma yang memposisikan kita sebagai pilihan? Maksudnya kita berada di posisi pacar kita sekarang?
  • Dan masih banyak hal lagi yang jadi pertimbangan..

Hmmm.. mengapa sebuah hubungan bertahan sampai waktu yang lama padahal satu sama lain sudah tidak menginginkannya? Apa karena sebenarnya ada cinta di antara mereka tapi mereka tak menyadarinya? Sebuah hubungan berjalan karena rasa nyaman.. Terkadang kita tak tahu bahwa pacar yang sudah tidak kita inginkan itu walau tak pernah beri kita bunga adalah tempat ternyaman yang kita butuhkan..




Thanks teman atas tulisannya yaaaaa :D